Bukber on The Lodji Brug, Bukber Anti Mainstream ala Kongkow Komunitas Pekalongan

PEKALONGAN  - Dengan persiapan tak kurang dari 4 hari, teman-teman kongkow komunitas Pekalongan membuat event Buka Bersama anti mainstream y...

PEKALONGAN - Dengan persiapan tak kurang dari 4 hari, teman-teman kongkow komunitas Pekalongan membuat event Buka Bersama anti mainstream yang sangat berkesan ciamik.
Acara Bukber yang digagas temen-temen komunitas ini merupakan ajang silahturahmi antar komunitas se-Pekalongan dan juga merupakan acara Bukber yang pertama kalinya diadakan di Kota Pekalongan bahkan satu-satunya di Indonesia yakni Bukber diatas Jembatan Tua.

Yaps betul, Pekalongan mempunyai banyak ikonik heritage salah satunya ialah Jembatan Loji yang kemarin 20 Juni 2017 digunakan untuk Buka Bersama oleh temen-temen Komunitas.
Bukan di Restoran, bukan di cafe bergengsi, dan juga bukan di Hotel berbintang layaknya anak-anak gaul sering bukber melainkan hanya diatas Jembatan Tua Bersejarah yang bagi kami merupakan tempat paling keren untuk ajang Buka Bersama yang diikuti oleh 146an peserta.

Kenapa pilih Jembatan Loji ?

Jembartan Loji atau dalam bahasa lokalnya disebut Brug Lodji merupakan salah satu destinasi wisata heritage yang berada di kawasan Jetayu. Jembatan ini dibangun sekitar tahun 1880 dan kini sudah berusia hampir 137 tahun, Dengan harapan bahawasanya salah satu ikonik heritage Kota Pekalongan ini bisa kembali dipopulerkan menjadi destinasi wisata Pekalongan. Hampir setiap hari kita lewat diatas jembatan bersejarah tanpa tahu bahwa Brug Lodji merupakan cagar budaya yang harus kita populerkan serta kita jaga bersama.

Baca : Sejarah Jembatan Lodji Pekalongan

Memang tidak memikirkan sebuah jembatan untuk tempat buka bersama, inilah peran serta ide kreatif dari temen-temen komunitas Pekalongan. Hasilnya sangat luar biasa, sangat keren meskipun masih banyak kekurangan sana-sini, harap maklum karena singkatnya persiapan mulai dari pencetus ide hingga eksekusi hanya 4 hari saja tak kurang dari satu pekan sebelumnya temen-temen komunitas bisa menyulap Jembatan yang membentang diatas sungai kupang (loji) menjadi arena tempat buka bersama penuh cerita dan kesan menarik.

Suasa Bukber on the Lodji brug pada Sore Hari

tali asih janda yang rumahnya terdampak banjir rob

Tujuan Acara

Dalam bahasa gaul perihal acara buka bersama kita mengenal dengan istilah Bukber On The Road atau juga Bukber On The Street yang tetep saja ujung-ujungnya cari tempat makan. Namun tidak di Pekalongan, temen-temen komunitas mencetus istilah baru yang yakni "Bukber On The Lodji Brug", gabungan dari 3 bahasa yaitu Bukber (Buka Bersama) Bahasa Indonesia, On The Bahasa Inggris dan Brug yang artinya Jembatan dalam Bahasa Jawa khas Ngalongane Pok.

Eka Wahyu Prabowo pembawa acara Bukber

Bukan cari sensasi bukan cari kesenangan semata apalagi pencitraan karna kita tidak sedang mencari muka. Adapun tujuan dari diadakannya Bukber fenomenal ialah lebih ke ajang silahturahmi antar temen-temen komunitas yang ada di Pekalongan dan juga dialog dengan Pemerintah Kota Pekalongan yang mediskusikan "Peran Komunitas dalam Membangun Kota". Sayang tidak semua tamu undangan dari jajaran pemerintah hadir semua tetapi sudah cukup dihadiri oleh Bapak Walikota Pekalongan, Humas, BP2KP, dan Dinparpudpora meski juga hadirnya telat.

Walikota Pekalongan saat memberikan sambutan di Bukber on the lodji brug

Peran komunitas dalam membangun Kota sangat penting, terlebih lagi Kota Pekalongan merupakan Kota Kreatif Dunia, jika bukan komunitas yang menjalankannya mau siapa lagi yang bisa. Harapan kedepan agar ada sinergi dan kerjasama kongkrit antara Komunitas dengan Pemkot dalam berbagai hal maupun acara-acara yang akan ada di Kota Pekalongan. Ini lho ada komunitas yang siap memberi dan melaksanakan ide kreatif untuk Kota Pekalongan, syukur-syukur Pemkot bisa sepenuhnya menyerahkan penyelenggaraan event kepada Komunitas tak perlu disebutkan kota mana saja yang sudah begitu, kalian bisa menilai sendiri.

Bukan untuk mencari profit atau apa, melainkan jika diserahkan ke komunitas maka ide-ide liar akan bermunculan sehingga acara tidak kaku terlebih monoton membuat orang bosan. Seperti kota-kota yang lain dengan event ciamiknya juga ada campur tangan komunitas didalamnya.

Konsep Bukber On The Lodji Brug

Bukan mengikuti trend kekinian ala-ala anak hits tetapi konsep Bukber kongkow komunitas ialah makan dengan cara "Mandaran", kalau bahasa gaulnya yaitu makan nasi liwetan yang beralaskan daun pisang. Jelas konsep makan dalam bukber ini adalah mandaran yang asal tahu saja jikalau mandaran merupakan tradisi makan yang berkembang di Pekalongan. Dahulu awal mulanya dipopulerkan oleh orang-orang mandar Pulau Sulawesi yang bermukim di Pekalongan. Mereka makan dengan cara dalam satu wadah yang dimakan ramai-ramai tanpa membedakan status sosial yang mereka miliki. Berdiri sama tinggi, duduk sama rendah, itulah konsep makan yang coba dipakai oleh temen-temen kongkow komunitas dalam bukber on the lodji brug kemarin.

Suasa Makan Mandaran di Malam Hari di Brug Loji

Tidak membedakan orang itu Pejabat, rakyat biasa, kaya-miskin berbaur, kalau bahasa Kalongannya "Rahat". Tradisi makan mandaran sering dilakukan oleh Masyarakat Pekalongan yang biasa pada acara pengajian maulid ataupun pada acara selamatan yang pada umumnya mengedepankan "Rahatan" tadi. Jadi jelas ini bukan meniru atau larut dalam gaya makan kekinian, melainkan merekalah yang meniru tradisi gaya makan Masyarakat Pekalongan yang sungguh penuh keunikan tersendiri.

Penutup

Sebagai penutupan dari kesimpulan keseluruhan acara Bukber On The Lodji Brug ialah bahwa Kota Pekalongan punya banyak sekali komunitas yang siap membangun kota dengan kreatifitasnya masing-masing. Jadi jika anggapan bahwa di Kota Pekalongan tidak ada komunitas itu adalah PEMBODOHAN !!!!! Justru yang menghidupkan dan meramaikan setiap acara kota ini adalah dari komunitas.

itu yang pertama, kemudian yang kedua ialah kegiatan bukber ini hanyalah langkah awal bagi kegiatan-kegiatan keren lainnya yang siap digagas oleh Kongkow Komunitas se-Pekalongan. Bukber ini hanyalah Pilot Project yang kedepannya bisa dikembangkan lagi. Ini lho di Pekalongan sudah ada Komunitas yang kreatif-kreatif, Pemerintah tinggal memberikan kreatifitas tanpa intervensiagar dapat mengembangkan ide gila sehingga memperkuat "Predikat Kota Kretif" di Kota Pekalongan ini.

Tari Sufi memeriahkan Bukber on the lodji brug sebagai puncak acara

Dan yang terakhir ialah bagi yang dirugikan atas acara Bukber Kongkow Komunitas yakni di tutupnya Jembatan Lodji yang katanya membikin macet, saya mewakili seluruh teman-teman kongkow komunitas meminta maaf yang sebesar-besarnya. Kedepan akan kami perbaiki segala detail acara yang akan diselengggarakan di lain waktu. Kami melakukan ini bukan untuk pencitraan tetapi murni bentuk Kecintaan kami terhadap Kota Pekalongan.

Jika ada keselahan atas informasi atau kata yang saya sampaikan, mohon bisa kita diskusikan dikolom komentar.



Terima Kasih

Salam Cinta Pekalongan

Angga